Kami bertemu di saat yang tepat, saat aku sedang sedih dan
bingung menjalani hidup, bingung memilih jalan apakah harus mengikuti keinginan
orang tuaku yang sebagai anak tunggal harus pulang ke kampung halaman agar
dekat dengan mereka, namun di sisi lain aku sangat suka berada di kota ini, kebingunganku
tersebut mengakibatkan aku jatuh sakit hingga dirawat beberapa hari di rumah
sakit, beruntungnya saat itu ada beberapa teman baikku yang peduli menemani aku
di RS, saat itu pula ada seorang sahabat kakak sepupu aku yang kebetulan
sekarang tinggal sekota dengan aku datang menjengukku, dan dia pula yang
berinisiatif mengenalkan aku pada seorang cowok agar aku gak kesepian di kota
ini.
Beberapa hari setelah aku keluar dari RS tiba – tiba sebuah
pesan pendek masuk ke hape aku
yang isinya dari seorang cowok dan mengajak
kenalan, meskipun sebenarnya malas menanggapi namun aku tanggapi juga dengan iseng. Ternyata cowok tersebut serius ngajak
kenalan, bahkan beberapa hari kemudian dia datang ke tempat kos aku dan
mulailah kami menjadi akrab.
Aku gak tau sejak kapan pastinya, yang jelas akhirnya kami
menjadi sepasang kekasih yang saling membutuhkan, meskipun akhirnya beberapa waktu
kemudian aku mengetahui ternyata ketika dia memutuskan dekat denganku dia masih
menjalin hubungan dengan seorang wanita. Mereka sebenarnya sudah lama
berpacaran dan sudah saling mengenal orang tua masing – masing. Namun karena
beda agama dan gak ada jalan keluar dari masalah mereka, akhirnya pacar aku
tersebut memutuskan untuk berpisah dengan mantannya dan memulai hidup baru
dengan yang lain. Salahnya pacar aku gak langsung memutuskannya dengan alasan
agar si mantan gak shock, dan akhirnya setelah kami menjalani hubungan barulah
pacar aku berbicara terang – terangan untuk memutuskan wanita tersebut.
Masalah tersebut sempat menjadi masalah berat di awal – awal
hubungan kami, bagaimana tidak? Wanita mana sih yang gak marah diperlakukan seolah
– olah sebagai cadangan, apalagi sang mantan tersebut masih susah untuk lepas
dari pacar aku, bahkan pacar aku pernah dengan diam – diam mengantarkan sang
mantan pulang ke kotanya naik motor berdua dan tanpa sepengetahuanku.
Namun setelah beberapa lama dan setelah pacar aku benar –
benar tegas melupakan mantannya tersebut, akhirnya hubungan kami membaik lagi.
Kami akhirnya mulai menjalani hubungan kami dengan bahagia,
kalaupun ada masalah hanyalah masalah – masalah kecil yang tidak berarti. Aku
juga mengenalkan pacar aku ke mama papaku melalui telpon, dia akrab banget ama
ortuku, terutama mama aku. Hingga suatu saat mama aku menyinggung soal kapan
kami akan pulang kampung halaman aku agar hubungan kami bisa dilanjutkan ke
hubungan yang lebih serius.
Di sisi lain aku juga dikenalin ke ortunya, ortu dan saudara
– saudaranya begitu baik sama aku, terutama mamanya, mungkin karena aku begitu
perhatian kepada semua saudaranya.
Intinya hubungan kami berlangsung dengan harmonis hingga
menjelang dua tahun. Akhirnya kami juga berpikir untuk melanjutkan hubungan
kami ke jenjang yang lebih serius, namun sayang hal tersebut gak mungkin
berlangsung jika kami masih tetap tinggal di kota ini, karena ortuku
menginginkan aku untuk pulang hidup berkeluarga dekat ortu.
Dengan pertimbangan panjang, akhirnya kami sepakat untuk
menuruti keinginan ortu aku untuk pulang ke kampung halaman aku, apalagi
ortunya gak masalah akan hal itu karena dia juga asalnya dari tempat kampung
aku. Namun karena dia gak bisa pindah begitu saja akhirnya aku memutuskan untuk
pulang terlebih dahulu agar keluarga aku juga gak shock banget pulang – pulang bawa
cowok minta nikah.
Pendek cerita akupun pulang kampung, dan beberapa minggu
kemudian dengan bantuan kakak – kakak sepupu aku akhirnya diterima bekerja pada
sebuah perusahaan yang masih sebidang dengan perusahaan tempat pacar aku bekerja.
Setelah beberapa minggu kemudian pacar aku kebetulan libur
dan dengan cuti seminggu dia memutuskan untuk berkunjung ke kotaku untuk
berkenalan langsung dengan ortu dan keluargaku juga untuk melihat – lihat tempat
yang akan ditujunya nanti. Namun di luar dugaan, setelah bertemu ortu aku, tiba
– tiba saja papa aku gak menyukai dia, alasannya karena dia tipe orang ‘keras’
dan aku juga termasuk tipe ‘keras’, papa aku gak mau besok – besok aku
mengalami masalah karena kami sama – sama memiliki sifat yang sama, parahnya
lagi tak ada satupun keluarga dan saudara aku yang membela kami.
Meskipun dari awal orang tua aku sudah menunjukkan gejala gak
suka pada dia, dia tetap aja nekat pindah ke kotaku. Hingga akhirnya setelah
dia pindah ke kotaku hubungan kami malah semakin memburuk, ditambah lagi di
saat kami sedang bermasalah, hadir seorang wanita yang akan bercerai dengan
suaminya dan begitu perhatian pada pacarku.
Bertambah runyamlah hubungan kami, sampai akhirnya pacar aku
memutuskan aku secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Tentu saja aku gak
terima akan hal itu, meskipun orang tuaku gak suka sama dia, namun aku tetap
memilih dia, dan dia tau itu. Berbagai usaha dari yang halus, memohon – mohon sampai
yang kasar dan memalukan aku lakukan, namun dia tetap tidak bergeming.
Di tengah permasalahan itu terdengar kabar angin yang
mengatakan kalau pacara aku kena “guna – guna” dari ortuku yang gak setuju dia
ama aku dan juga dari pihak lain yang menginginkan dia. Secara setelah pindah
ke kotaku, jabatan dia semakin naik dan ditambah embel – embel kendaraan dinas dari
kantor, cukuplah membuat banyak wanita menginginkannya.
Karena sudah gak tau aku harus berbuat apa, sedang hatiku
masih sangat menginginkan dia, akhirnya aku mengikuti tawaran seorang tante aku
untuk pindah dan bekerja di kotanya, sebenarnya aku enggan melakukannya, namun dengan
meminta banyak pendapat dari teman – teman baikku yang semuanya berpendapat
akan lebih baik jika aku pindah dan menenangkan diri ke kota tante aku. Akhirnya
dengan hati enggan aku mengikuti tawaran tersebut dan dengan air mata yang
sulit berhenti kuangkat koperku meninggalkan kota kelahiranku dan menuju kota
lain lagi.
Gak membutuhkan waktu lama akhirnya aku diterima kerja di
sebuah perusahaan di kota tanteku, namun meskipun sibuk bekerja sambil menahan
sakit hati dan tubuh yang kuderita akibat masalah aku dengan pacar, aku tetap
saja gak bisa melupakan dia.
Hingga akhirnya sampai sekarang kami masih saling
berhubungan meskipun lewat sms ataupun kadang – kadang telpon, namun jika
kudesak mengenai hubungan kami dia langsung marah dan mematikan telpon sampai
berhari – hari.
Sebenarnya aku sakit hati banget menerima perlakuannya yang
semena – mena terhadap aku, namun aku juga gak bisa menyalahkan dia, dia jadi
begitu karena maslah ortuku yang begitu egois. Namun dengan sifatnya yang
semena – mena menghadapi aku aku juga gak bisa terima, namun entahlah, meski
aku merasa sakit hati aku juga gak bisa lepas darinya.
Apa yang harus kulakukan sahabat? Aku benar – benar stres
menghadapi semua ini, aku ingin sekali segera mempunyai keluarga seperti
sahabat – sahabat yang lain, namun untuk memulai dengan yang baru aku masih
trauma dan gak bisa lupain pacar aku, namun utnuk meneruskan dengannya juga aku
gak tau jalan mana yang harus kutempuh.
Semoga sahabat bisa membantu memberikan saran dan juga dapat
mengambil hikmah dari kisahku
Someone who verry dissapointed in somewhere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar