Minggu, 06 Januari 2013

Cinta, Sifat Dasar dan Orang Tua


Kami bertemu di saat yang tepat, saat aku sedang sedih dan bingung menjalani hidup, bingung memilih jalan apakah harus mengikuti keinginan orang tuaku yang sebagai anak tunggal harus pulang ke kampung halaman agar dekat dengan mereka, namun di sisi lain aku sangat suka berada di kota ini, kebingunganku tersebut mengakibatkan aku jatuh sakit hingga dirawat beberapa hari di rumah sakit, beruntungnya saat itu ada beberapa teman baikku yang peduli menemani aku di RS, saat itu pula ada seorang sahabat kakak sepupu aku yang kebetulan sekarang tinggal sekota dengan aku datang menjengukku, dan dia pula yang berinisiatif mengenalkan aku pada seorang cowok agar aku gak kesepian di kota ini.
Beberapa hari setelah aku keluar dari RS tiba – tiba sebuah pesan pendek masuk ke hape aku
yang isinya dari seorang cowok dan mengajak kenalan, meskipun sebenarnya malas menanggapi namun aku tanggapi juga  dengan iseng. Ternyata cowok tersebut serius ngajak kenalan, bahkan beberapa hari kemudian dia datang ke tempat kos aku dan mulailah kami menjadi akrab.
Aku gak tau sejak kapan pastinya, yang jelas akhirnya kami menjadi sepasang kekasih yang saling membutuhkan, meskipun akhirnya beberapa waktu kemudian aku mengetahui ternyata ketika dia memutuskan dekat denganku dia masih menjalin hubungan dengan seorang wanita. Mereka sebenarnya sudah lama berpacaran dan sudah saling mengenal orang tua masing – masing. Namun karena beda agama dan gak ada jalan keluar dari masalah mereka, akhirnya pacar aku tersebut memutuskan untuk berpisah dengan mantannya dan memulai hidup baru dengan yang lain. Salahnya pacar aku gak langsung memutuskannya dengan alasan agar si mantan gak shock, dan akhirnya setelah kami menjalani hubungan barulah pacar aku berbicara terang – terangan untuk memutuskan wanita tersebut.
Masalah tersebut sempat menjadi masalah berat di awal – awal hubungan kami, bagaimana tidak? Wanita mana sih yang gak marah diperlakukan seolah – olah sebagai cadangan, apalagi sang mantan tersebut masih susah untuk lepas dari pacar aku, bahkan pacar aku pernah dengan diam – diam mengantarkan sang mantan pulang ke kotanya naik motor berdua dan tanpa sepengetahuanku.
Namun setelah beberapa lama dan setelah pacar aku benar – benar tegas melupakan mantannya tersebut, akhirnya hubungan kami membaik lagi.
Kami akhirnya mulai menjalani hubungan kami dengan bahagia, kalaupun ada masalah hanyalah masalah – masalah kecil yang tidak berarti. Aku juga mengenalkan pacar aku ke mama papaku melalui telpon, dia akrab banget ama ortuku, terutama mama aku. Hingga suatu saat mama aku menyinggung soal kapan kami akan pulang kampung halaman aku agar hubungan kami bisa dilanjutkan ke hubungan yang lebih serius.
Di sisi lain aku juga dikenalin ke ortunya, ortu dan saudara – saudaranya begitu baik sama aku, terutama mamanya, mungkin karena aku begitu perhatian kepada semua saudaranya.
Intinya hubungan kami berlangsung dengan harmonis hingga menjelang dua tahun. Akhirnya kami juga berpikir untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius, namun sayang hal tersebut gak mungkin berlangsung jika kami masih tetap tinggal di kota ini, karena ortuku menginginkan aku untuk pulang hidup berkeluarga dekat ortu.
Dengan pertimbangan panjang, akhirnya kami sepakat untuk menuruti keinginan ortu aku untuk pulang ke kampung halaman aku, apalagi ortunya gak masalah akan hal itu karena dia juga asalnya dari tempat kampung aku. Namun karena dia gak bisa pindah begitu saja akhirnya aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu agar keluarga aku juga gak shock banget pulang – pulang bawa cowok minta nikah.
Pendek cerita akupun pulang kampung, dan beberapa minggu kemudian dengan bantuan kakak – kakak sepupu aku akhirnya diterima bekerja pada sebuah perusahaan yang masih sebidang dengan perusahaan tempat pacar aku bekerja.
Setelah beberapa minggu kemudian pacar aku kebetulan libur dan dengan cuti seminggu dia memutuskan untuk berkunjung ke kotaku untuk berkenalan langsung dengan ortu dan keluargaku juga untuk melihat – lihat tempat yang akan ditujunya nanti. Namun di luar dugaan, setelah bertemu ortu aku, tiba – tiba saja papa aku gak menyukai dia, alasannya karena dia tipe orang ‘keras’ dan aku juga termasuk tipe ‘keras’, papa aku gak mau besok – besok aku mengalami masalah karena kami sama – sama memiliki sifat yang sama, parahnya lagi tak ada satupun keluarga dan saudara aku yang membela kami.
Meskipun dari awal orang tua aku sudah menunjukkan gejala gak suka pada dia, dia tetap aja nekat pindah ke kotaku. Hingga akhirnya setelah dia pindah ke kotaku hubungan kami malah semakin memburuk, ditambah lagi di saat kami sedang bermasalah, hadir seorang wanita yang akan bercerai dengan suaminya dan begitu perhatian pada pacarku.
Bertambah runyamlah hubungan kami, sampai akhirnya pacar aku memutuskan aku secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Tentu saja aku gak terima akan hal itu, meskipun orang tuaku gak suka sama dia, namun aku tetap memilih dia, dan dia tau itu. Berbagai usaha dari yang halus, memohon – mohon sampai yang kasar dan memalukan aku lakukan, namun dia tetap tidak bergeming.
Di tengah permasalahan itu terdengar kabar angin yang mengatakan kalau pacara aku kena “guna – guna” dari ortuku yang gak setuju dia ama aku dan juga dari pihak lain yang menginginkan dia. Secara setelah pindah ke kotaku, jabatan dia semakin naik dan ditambah embel – embel kendaraan dinas dari kantor, cukuplah membuat banyak wanita menginginkannya.
Karena sudah gak tau aku harus berbuat apa, sedang hatiku masih sangat menginginkan dia, akhirnya aku mengikuti tawaran seorang tante aku untuk pindah dan bekerja di kotanya, sebenarnya aku enggan melakukannya, namun dengan meminta banyak pendapat dari teman – teman baikku yang semuanya berpendapat akan lebih baik jika aku pindah dan menenangkan diri ke kota tante aku. Akhirnya dengan hati enggan aku mengikuti tawaran tersebut dan dengan air mata yang sulit berhenti kuangkat koperku meninggalkan kota kelahiranku dan menuju kota lain lagi.
Gak membutuhkan waktu lama akhirnya aku diterima kerja di sebuah perusahaan di kota tanteku, namun meskipun sibuk bekerja sambil menahan sakit hati dan tubuh yang kuderita akibat masalah aku dengan pacar, aku tetap saja gak bisa melupakan dia.
Hingga akhirnya sampai sekarang kami masih saling berhubungan meskipun lewat sms ataupun kadang – kadang telpon, namun jika kudesak mengenai hubungan kami dia langsung marah dan mematikan telpon sampai berhari – hari.
Sebenarnya aku sakit hati banget menerima perlakuannya yang semena – mena terhadap aku, namun aku juga gak bisa menyalahkan dia, dia jadi begitu karena maslah ortuku yang begitu egois. Namun dengan sifatnya yang semena – mena menghadapi aku aku juga gak bisa terima, namun entahlah, meski aku merasa sakit hati aku juga gak bisa lepas darinya.
Apa yang harus kulakukan sahabat? Aku benar – benar stres menghadapi semua ini, aku ingin sekali segera mempunyai keluarga seperti sahabat – sahabat yang lain, namun untuk memulai dengan yang baru aku masih trauma dan gak bisa lupain pacar aku, namun utnuk meneruskan dengannya juga aku gak tau jalan mana yang harus kutempuh.
Semoga sahabat bisa membantu memberikan saran dan juga dapat mengambil hikmah dari kisahku

Someone who verry dissapointed in somewhere

Tidak ada komentar:

Posting Komentar